Menulis Artikel Investasi Jariyah Dunia Menuju Akhirat - Arif Faiz-In

Terbaru

Saturday 3 August 2019

Menulis Artikel Investasi Jariyah Dunia Menuju Akhirat

Menulis investasi dunia menuju akhirat
Investasi bisnis, emas, atau harta kekayaan lainnya? Tentu bagi kita yang sudah memikirkan masa depan pasti akan berpikir bagaimana cara kita agar dapat mendapatkan penghasilan dengan mudah. Karena, dengan semakin mudahnya akses akan teknologi dan informasi, semakin ketat juga persaingan untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan demikian semakin sulit juga untuk mendapatkan penghasilan seperti yang kita inginkan.

Salah satu cara yang paling mudah kita lakukan adalah dengan cara berinvestasi. Investasi menjadi cara yg paling efektif karena investasi hanya membutuhkan modal awal, tanpa adanya usaha dan cukup hanya menunggu selang beberapa waktu untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, sekarang banyak sekali orang yang berebut untuk menanam modalnya dengan harapan mendapatkan keuntungan yang semakin besar seiring dengan berjalannya waktu. Semakin cepat mereka menanam modal, semakin cepat dan besar juga keuntungan yang didapatkan.

Namun, sebagai makhluk hidup yang pasti akan mati, tentu kita harus memikirkan kehidupan setelah mati juga bukan? Investasi yang bersifat kekayaan seperti rumah dan emas hanya sementara dan akan habis dan tidak bermanfaat lagi bagi kita bila kita sudah berpindah alam.

Investasi tersebut tidak akan dibawa mati, hanya dapat diwariskan kepada keturunan saja. Kita yang sudah meninggal tidak akan lagi merasakan manfaatnya.

Lalu bagaimana cara agar mendapatkan manfaat baik di dunia maupun akhirat?

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan "Investasi Jariyah" di hidup kita. Salah satunya adalah dengan menulis.

Mengapa harus menulis?

Tulis menulis, sebuah kegiatan yang mungkin tidak disukai bagi sebagian besar orang namun menjadi hobi bahkan profesi oleh beberapa orang. Menulis setidaknya merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran menjadi tulisan. Kegiatan ini setidaknya menjadi bahasa komunikasi bagi seseorang kepada orang lain untuk berbagi informasi ataupun pengalaman yang dimiliki.

Walaupun sering dianggap mudah, menulis ternyata masih membutuhkan niat dan semangat yang kuat agar menjadi sebuah tulisan. Banyak ide-ide yang seringkali bermunculan dalam benak kita bukan? Namun apa yang terjadi jika kita hanya memikirkannya? Hanya akan menjadi draft ide yang kemudian dibuang dan dilupakan dari ingatan.

Begitu juga dengan niat, tanpa disertai niat yang benar sebuah ide pasti tidak akan berubah menjadi tulisan.

Sebuah tulisan akan menjadi sumber dari amal jariyah kita, bila tulisan tersebut dibaca oleh orang lain sehingga orang tersebut mendapatkan manfaat dari apa yang dia baca. Tentu hal ini sangat mudah bukan?

Bayangkan saja, apabila kita telah meninggal tetapi tulisan yang kita buat masih ada dan justru menyebar di seluruh masyarakat. Berapa banyak manfaat yang kita dapatkan?

Belum lagi bila orang tersebut menyebarkan ilmunya kepada orang lain, kemudian orang tersebut menyebarkan kepada yang lainnya lagi, kepada masyarakat umum, dan seterusnya. Tentu kita akan mendapatkan berkah akan banyaknya ilmu yang kita bagikan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Dari hadits tersebut ada 3 amalan jariyah yang dapat Anda lakukan, salah satunya adalah dengan ilmu yang bermanfaat. Ilmu tersebut yang akan menjadi amal yang terus mengalir hingga kita meninggal. Selama ilmu tersebut bermanfaat bagi orang lain kita juga yang akan mendapat manfaatnya di hari pembalasan kelak.

Imam Al Ghazali seorang ulama' yang mengarang kitab Ihya' Ulumuddin, yang hingga saat ini kitab tersebut terus dikaji dan didalami maknanya oleh ulama' masa kini. Padahal kitab tersebut sudah terbit ribuan tahun yang lalu, sekitar tahun 1100 Masehi. Al Imam Al Ghazali sendiri sudah wafat pada tahun 1111 M, namun kitab tersebut masih mengalirkan manfaatnya hingga sekarang.

Tentu kita juga ingin seperti demikian kan?

Apa yang harus saya lakukan?

Kembali lagi ke topik awal. Terus menulis!
Tidak peduli berapa karya yang kita tulis, selama kita masih ingin membagikan ilmu yang kita dapatkan, InsyaAllah ilmu tersebut akan menjadi ilmu yang bermanfaat. Begitu juga dengan artikel yang saya tulis ini.

Semua kembali kepada diri kita, ingin menulis atau tidak. Ingin menyebarkan manfaat atau tidak.

Itu kan ulama' tentu kan karyanya akan terkenal bagi umatnya, ilmunya juga banyak, juga pengikutnya yang setia. Nah bagaimana dengan kita, masyarakat umum yang tidak dikenal oleh banyak orang?

Teknologi telah berkembang, banyak sekali kemudahan yanh kita dapatkan. Mendapatkan informasi dengan cepat dan mudah, memperluas jangkauan pengetahuan di seluruh penghujung bumi. Tentu juga akan memudahkan kita untuk menyebarkan manfaat.

Kita dapat menyebarkan manfaat dengan menulis karya kita dalan artikel kemudian mengunggahnya ke jaringan internet. Setiap orang yang membaca tulisan kita dan mendapatkan manfaatnya akan berbalik memberikan manfaat kepada kita. Apalagi sekarang dengan mudahnya sebuah informasi menjadi viral dan tersebar. Alangkah baiknya bila kita ikut menyebarkan ilmu yang kita dapat.

Kelak, ilmu yang kita bagikan akan menjadi tabungan "Investasi Jariyah" di akhirat kelak dan menjadi pemberat amal baik kita.

Oleh karena itu, ayo mulalilah menulis artikel! Tak ada tulisan yang dibuat hanya dengan angan-angan saja. Mulailah menulis mulai saat ini, dan raih Investasi Jariyah menuju akhirat Anda!

No comments:

Post a Comment